Budaya dan PariwisataNews

‘Istadik’ Tradisi Unik Warga Parit Kebayan Jungkat, di Malam 10 Muharram

Channeltujuh.com, PARIT KEBAYAN — Ratusan warga Parit Kebayan memenuhi dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XII/Pontianak, Desa Wajok Hilir, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, di malam 10 Muharram 1445 Hijriah 2023 Masehi.

Tradisi Istadik atau tolak bala di malam 10 Muharram menjadi tradisi unik yang terus dilestarikan oleh warga Parit Kebayan, Dusun Rahadi Usman, Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Istadik merupakan tradisi tolak bala yang digelar di muara Parit Kebayan setiap malam 10 Muharram yang bertujuan untuk meminta keselamatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT) agar terhindar dari segala marabahaya.

Kepala Dusun Rahadi Usman, Desa Jungkat, Imran mengatakan Istadik atau tradisi tolak bala merupakan tradisi turun temurun yang terus dilestarikan hingga saat ini.

“Untuk tradisi ini selalu kita adakan setiap tahun, namun sejak dilanda Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tradisi ini kita tiadakan. Dan Alhamdulillah tahun ini di malam 10 Muharram ini, kita bisa kembali menggelar tradisi Istadik,” terang Imran, di Parit Kebayan, Kamis (27/7/23) malam.

Istadik merupakan tradisi pembacaraan do’a tolak bala, lanjut Imran mengatakan yang disertai dengan makan bersama setalah pembacaan do’a.

“Setiap warga masing-masing membawa makanan yang nantinya dimakan bersama-sama setelah pembacaan do’a tolak bala. Ketupat adalah salah satu makanan yang selalu ada dan menjadi makanan khas di tradisi Istadik,” kata Imran.

Saat menghadiri tradisi Istadik, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat, Ermin Elviani atau yang sering disapa Evi mengapresiasi semangat kebersamaan warga Parit Kebayan dalam menjaga serta melestarikan tradisi turun temurun yang terus digelar setiap tahunnnya.

“Sudah 10 tahun saya menjadi anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, baru tahun ini saya tahu bahwa di Desa Jungkat ada tradisi Istadik yang selalu digelar setiap tahunnya. Menurut saya tradisi ini harus terus kita lestarikan, karena ini semua untuk kebaikkan kita bersama,” tukas Evi.*/

Laporan : Devi Lahendra

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button