News

Kembali Pimpin PA GMNI Sumbar, Ini Pesan Yogi Yolanda

Channeltujuh.com, BUKITTINGGI — Terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Sumatra Barat (Sumbar) periode 2022-2027, Yogi Yolanda menyebut tema konsolidasi gerakan nasionalis di Sumatra Barat diharapkan mampu membakar semangat para alumni untuk melanjutkan perjuangan yang sudah digariskan Bung Karno.

Sejalan dengan itu, dikatakan Yogi memilih Kota Bukittinggi, Sumatra Barat sebagai lokasi konferensi daerah (konferda) yang digelar di Istana Bung Hatta, Sabtu 23 Juli 2022 pekan lalu diharapkan pula dapat menapaktilas sejarah pemikiran Bung Hatta.

“Sebagaimana kita ketahui Kota Bukittinggi sangat kaya dengan sejarah. Kami sangat bahagia bisa menggelar Konferda ini di Istana Bung Hatta. Sebagai bapak pendiri (founding father), Bung Karno dan Bung Hatta tidak bisa dipisahkan. Bung Karno merupakan tokoh nasionalis yang mampu menghasilkan teori Marhaeinisme. Bung Hatta juga tokoh nasionalis yang menghasilkan teori ekonomi, yaitu koperasi. Melalui sejarahnya pula Kota Bukittinggi pernah menjadi basis Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Untuk itu kami ingin semangat nasionalisme ini dapat ditularkan ke para kader dan alumni GMNI baik yang ada di Kota Bukittinggi maupun daerah lainnya,” ujar Yodi pada media ini, di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat.

GMNI adalah rumah para nasionalis Indonesia lanjut Yogi mengatakan dan harus ditempa menjadi semakin besar. Khusus di Sumatra Barat selama satu tahun terakhir ini telah terbentuk tujuh cabang PA GMNI.

“Saya berharap melalui konferda pertama ini kita harus mampu menjadi pendorong, pendobrak konsolidasi gerakan nasionalis di Sumatra Barat,” harap Yogi

Ditempat yang sama, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PA GMNI, Arief Hidayat mengatakan bahwa masyarakat Sumatra Barat masih sangat heterogen. Dan sudah hidup sejak berapa abad silam yang kini dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang harus diimbangi dengan pemahaman kemajuan jaman saat ini.

“Konten media sosial yang kini mengandung narasi yang berpotensi memecah-belah bangsa itu yang harus kita hindari. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita bisa meneladani pendiri bangsa dalam memupuk persatuan bangsa.*/

Laporan : Deckie

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button