Tren Tanaman Hias Meningkat, Kalbar Ladang Subur Tanaman Hias
Channeltujuh.com, PONTIANAK — Di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagian besar masyarakat menghabiskan waktu di rumah. Untuk mengisi waktu luang, kebiasaan baru muncul. Salah satunya mengoleksi tanaman hias. Di Indonesia banyak tanaman hias yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya di Kalimantan Barat.
Kolektor dan pembudidaya tanaman hias Handry Chuhairy memaparkan, Kalimantan Barat memiliki potensi tanaman hias yang diminati pasar. Misalkan Scindapsus, Rhaphidophora, Homalomena, Schismatoglottis, Alocasia, Colocasia, Amydrium, dan Epipremnum, yang tumbuh di hutan Kalimantan Barat.
Di habitat asli, kata Handry, akan terjadi mutasi. Ada dua jenis mutasi, yaitu bentuk dan mutasi warna. Dari warna ini pun banyak. Ada yang keluar varigata warna putih, varigata warna kuning, maupun varigata marbel, dan lain sebagainya.
“Jadi, ini seperti mode fashion, mengikuti terus,” papar Handry dalam Alinea Forum Online bertema Ladang Bisnis Sukses Hingga Jadi Jutawan Tanaman Hias Kalimantan,” ujar Handry, di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (28/9/21).
Perubahan tren dalam jual-beli tanaman hias, lanjut Handry, akan terus terjadi jika tanaman hias terus dikembangkan dengan tidak langsung mengambil dari hutan asli lalu dijual.
“Saya minta tolong, di beberapa daerah di Kapuas, Kalimantan Barat, apabila menemukan spesies ataupun tanaman dari hutan jangan langsung dikirim. Kalau langsung kirim, kita bisa tidak punya bonggol. Kita akan kehilangan satu trah yang terbaik,” pinta Handry.
Handry memberikan resep beberapa hal yang dapat dilakukan agar saat mengembangkan tanaman hias eksistensinya tetap terjaga. Di antaranya perlu memperhatikan media tanam, penyiraman, sinar matahari dan suhu, perawatan, dan perbanyakan.
“Hobi tanaman hias yang kembali menanjak membuat bisnis di bidang ini cukup menjanjikan. Tanaman jenis tertentu, apalagi yang lagi jadi buruan, hargannya menanjak gila-gilaan. Ini mendorong banyak pihak yang bergelut dalam jua-beli tanaman hias tanpa memperhatikan keberlanjutan di tempat aslinya,” kata Handry.
Sementara itu, Bupati Landak Karolin Margret Natasa, mengakui di wilayahnya masih banyak pelaku usaha yang langsung mengambil tanaman hias dari hutan asli. Mereka bahkan menggunakan truk saat berburu dan untuk mengangkut tanaman hias dari hutan.
“Jika terus seperti itu, bisnis tanaman hias yang seharusnya bisa berkelanjutan dan menggerakkan ekonomi warga justru akan mengancam kelestarian lingkungan. Jika itu terjadi, keberlanjutan dari bisnis tanaman hias terancam,” kata Karolin.
Karena itu, kata Karolin, pelatihan bagi pelaku usaha tanaman hias perlu diberikan. Pihaknya akan mengidentifikasi pihak-pihak yang bakal didorong untuk menjadi pelaku usaha tanaman hias. Karolin berharap pelatihan itu bermanfaat bagi warga.
“Sehingga teman-teman di lapangan juga bisa mengembangkan tanaman hias di Kalimantan Barat, terutama dalam semangat melestarikan lingkungan. Mereka tidak hanya mengambil dari hutan, tetapi bagaimana agar tanaman kita kembangkan, baru kemudian diambil keuntungannya secara ekonomi,” ujar Karolin.
Hal serupa diakui Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK) Kabupaten Kapuas Hulu, Angeline Fremalco, mengatakan saat ini ada sejumlah tanaman hias asli Kapuas Hulu yang diburu pasar, yakni jenis Aroid. Antara lain Alocasia, Rhaphidophora, Scindapsus, dengan varian Varigata.
“Tanaman hias ini sangat berpotensi untuk menggerakan ekonomi masyarakat. Raphidophora yang biasa dengan kondisi 5-6 daun hanya dijual Rp200.000, tetapi kalau itu varigata dengan 5-6 daun harganya bisa Rp20 juta,” tutur Angeline.
Sejauh ini Angeline telah bertemu dua pelaku usaha di wilayahnya yang sudah berhasil membudidayakan tanaman hias walau dengan peralatan yang terbatas. “Bahkan, mereka sudah dapat mengirim hasil budidaya hingga ke luar negeri,” ujar Angeline.
Tren menanam dan memelihara tanaman hias saat awal pandemi masih terus berlangsung hingga di masa mendatang. Karena itu, kata artis sekaligus influencer Maudy Koesnaedi, tanaman hias sebenarnya dapat dijadikan ladang untuk berbisnis.
Maudy dan teman-temannya dari Geng Ijo mencoba membantu menjual tanaman petani dengan mempromosikan di sosial media.
“Biasanya petani mempunyai tanaman yang bagus tapi dihargai murah. Saat pandemi, pembeli langsung sepi. Mau tidak mau, para petani harus melakukan penjualan melalui online,” terang Maudy.
Petani, jelas Maudy, sudah mencoba menjual lewat Instagram. “Karena pengikut (Instagramnya) tidak terlalu banyak, tidak efektif juga. Akhirnya kami juga sering membantu teman-teman para petani untuk siaran langsung melalui Instagram bersama-sama,” katanya pemeran Zainab dalam sinetron “Si Doel” itu.
Untuk menjadi ladang bisnis, Maudy, memberikan beberapa tips baik kepada para petani maupun kepada ibu-ibu PKK yang membantu mempromosikan.
“Pertama, sebaiknya para ibu-ibu PKK yang membantu mempromosikan tanaman petani juga dibekali informasi mengenai tanaman yang akan dijual, bagaimana cara merawatnya, dan informasi detail lain. Ini agar petani dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul,” paparnya.
Kedua, lanjut Maudy, soal administrasi pengiriman. Maudy mengungkapkan, terkadang petan tidak dapat mengemas tanaman dengan baik dan benar. Karena itu, kata dia, perlu ada edukasi dan pengetahuan pada petani agar pelanggan dapat menerima tanaman dengan puas.
“Bagaimana untuk bisa mengemas tanamannya supaya nilainya baik dan juga tidak mengecewakan pembelinya. Karena saya sebagai pembeli amatiran, pasti suka tanya-tanya nih. Jadi, sebaiknya petani sebagai penjual juga bisa menjawab,” jelas Maudy.
Lebih jauh Maudy me jelaskan yang ketiga adalah pertimbangkan alam. Pengiriman tanaman yang terlalu lama sebaiknya dapat disiasati dengan berbagai cara agar tanaman tidak mati dalam perjalanan karena berbagai hal. Salah satunya perbedaan suhu saat pengiriman.
“Jadi, sebenarnya kalau bisa dijadikan bisnis itu betul. Tetapi saya berharap mungkin teman-teman yang sudah menjadi pakar bisa sharing-sharing informasi juga kepada ibu-ibu yang akan memulai bisnis tanaman ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama pula, kolektor tanaman hias Tami Andrenari mengaku tanaman hias bukan sekadar tanaman yang dipajang saja. Tapi juga memberikan berbagai keuntungan atau manfaat bagi siapa saja yang memeliharanya.
“Dengan merawat tanaman di rumah akan membuat suasana rumah menjadi lebih sejuk. Tanaman hias juga memberikan ketenangan jiwa, membantu stress release, dan juga pastinya menambah keindahan rumah,” pungkasnya.*/
Laporan : Deckie