Desa Rabak Zona Merah Stunting, Karolin Terjun Langsung Kelapangan
Channeltujuh.com, RABAK – Dalam rangka mendukung program pemerintah serta menekan bertambahnya kasus stunting di Kabupaten Landak, Bupati Landak Karolin Margret Natasa kembali melaksanakan sosialisasi penurunan angka stunting melalui 10 program pokok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Rabak.
Dalam arahannya Karolin menyampaikan bahwa kasus stunting di Desa Rabak saat ini memperihatinkan lantaran berada di zona merah dan tertinggi di Kecamaatan Sengah Temila yakni 39,8 persen.
“Desa Rabak ini masuk dalam kategori zona merah untuk kasus stunting. Oleh sebab itu, saya turun langsung untuk memberikan sosialisasi, mendengar masukan masyarakat serta memberikan arahan terkait hal ini, karena jika kita biarkan maka ini akan berbahaya untuk anak-anak kita yang nantinya tidak mampu bersaing lantaran mengalami kasus stunting sejak dini,” ujar Karolin, di Desa Rabak, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Senin (18/4/22).
Karolin mengatakan bahwa kasus stunting juga sudah menjadi perhatian bersama baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat yakni Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (Ran Pasti) tahun 2021-2024 Provinsi Kalimantan Barat dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN RI).
“Kita ingin anak-anak di Kabupaten Landak menjadi generasi yang sehat, pintar serta mampu bersaing dengan orang lain. Tapi semua itu dapat kita miliki jika anak-anak kita diberikan nutrisi yang benar sejak dalam kandungan, berikan Air Susu Ibu (ASI) hingga usia enam bulan, diajarkan memiliki gaya hidup sehat sejak kecil. Nah, terkait ASI harus diberikan selama enam bulan pertama sejak bayi dilahirkan, tanpa diberi tambahan makanan atau minuman apapun. Saat memasuki usia enam bulan, bayi baru diperkenalkan pada Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sedangkan pemberian ASI tetap diteruskan hingga bayi berusia dua tahun,” jelas Karolin.
Karolin juga meminta kepada semua lapisan masyarakat untuk ikut terlibat dalam menangani kasus stunting serta selalu ingat akan perannya dalam memperbaiki generasi yang baik.
“Ingat dalam menangani kasus ini tidak bisa sendirian, tetapi lintas sektor baik dinas terkait, PKK kecamatan, PKK desa, hingga kader PKK untuk selalu aktif. Kemudian untuk bapak-bapaknya juga harus ambil bagian, jangan sampai terbalik contoh istrinya yang sibuk bekerja ke kebun, sawah dan lainnya sedangkan bapaknya hanya mengasuh anak dirumah. Tapi sebaliknya berikan perhatian khusus untuk ibu-ibunya supaya mengasuh anak dirumah dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, tolong kita tangani bersama-sama,” ucap Karolin.*/
Laporan : Deckie