Naik Dango ke 37, Karolin Sampaikan Hasil Panen Padi di Landak
Channeltujuh.com, NGABANG – Bupati Landak Karolin Margret Natasa secara resmi membuka kegiatan Naik Dango ke-37 di Rumah Radakng Aya’ Kabupaten Landak, dengan dihadiri seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Landak, para tokoh adat Dayak serta ketua dan pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) di tiga kabupaten yakni Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.
Naik Dango merupakan upacara adat masyarakat Kalimantan Barat dalam hal ini Dayak Kanayatn melaksanakan upacara adat Naik Dango yang merupakan sebuah upacara untuk menghaturkan rasa syukur terhadap Nek Jubata atau Sang Pencipta atas berkah yang diberikannya berupa hasil panen yakni padi yang berlimpah.
Karolin dalam sambutannya menyampaikan bahwa ritual Naik Dango menjadi momentum masyarakat Dayak Kanayatn mengucap syukur atas keberhasilan panen padinya, selaras dengan hal tersebut Karolin sangat serius menggalakkan program pertanian yang dihasilkan dengan keberhasilan menjadi lumbung padi di Kalimantan Barat.
“Produksi padi kita dari tahun ke tahun terus meningkat, ditahun 2020 produksi padi di Kabupaten Landak 303.482 ton setiap tahun dan ditahun 2021 produksi padi meningkat menjadi 346.114 ton setiap tahun. Dengan produktivitas padi ditahun 2020 adalah 37,33 hektare, di tahun 2021 39,19 hektare dan ini merupakan produktivitas tertinggi di Kalimantan Barat, dengan luas panen padi kita yang masih terjaga,” terang Karolin, di Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (27/4/22).
Dalam pelaksanaan naik dango, Karolin mengatakan bahwa ada dua dimensi dalam pelaksanaan naik dango ini yakni dimensi yang pertama terkait ketahanan pangan dan yang dimensi yang kedua terkait adat dan budaya.
“Dimensi pertama ketahanan pangan yang berkaitan dengan hasil pertanian, sehingga kita boleh mengucap syukur kepada tuhan atau jubata yang telah memberikan cuaca yang baik, kesehatan kepada para petani sehingga kita bisa panen dan hasil dari pedi tersebut bisa menjadi sumber penghidupan. Dimensi kedua adalah adat dan budaya yang naik dango kali ini belum bisa sepenuhnya berjalan seperti sebelum pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) karena sanggar-sanggar belum sepenuhnya kita libatkan, tetapi setiap tahun tetap kita jaga dan pelihara,” kata Karolin.
Untuk pelaksanaan ritual adat naik dango ke-37 dapat terlaksana dengan baik dikarenakan situasi pandemi Covid-19 di Kabupaten Landak yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, namun kegiatan tersebut tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.*/
Laporan : Deckie