NewsPemerintahan dan Politik

Pemindahan IKN, Cornelis : Masyarakat Kalimantan Siap Menyambut IKN

Channeltujuh.com, PONTIANAK — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi II, Badan Anggaran dan tim pengawas DPR RI Bidang Pengawasan Perbatasan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat (Kalbar) I, Cornelis, menjadi narasumber dalam acara dialog interaktif Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional (ICDN) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bersama Anggota DPR RI Asal Kalimantan dengan tema Tuan Rumah Ibu Kota Nusantara Di Sepaku Dayak Balik, Berkah atau Musibah. Acara ini di gelar secara virtual melalui zoom meeting, Minggu 6 Februari 2022.

Selain Cornelis, turut menjadi narasumber Anggota DPR RI Komisi IV, Yessy Melania dan Raida Tokoh Dayak Balik yang juga Kepala Adat Besar Dayak Paser Kalimantan Timur serta Penanggap Andersius Namsi, Wakil Presiden Dayak Bidang Internal Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN), Tamunan Kiting, Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta, Zainal Arifin, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang juga Ketua Umum DAD Kalimantan Timur.

Dalam dialog interaktif itu, Cornelis menyampaikan mengenai masalah pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan khususnya Kalimantan Timur di Penajam Paser Utara, bahwa pemindahan IKN adalah anugerah, bukan justru malapetaka sehingga kita harus berpikir secara positif dalam menyambut hal ini.

“Karena di Indonesia ini mungkin ada satu kota atau kota-kota yang ada di Indonesia ini, tidak terciptakan secara terencana dan sistematis. Tetapi IKN sekarang ini akan dirancang dan direncanakan matang sedemikian rupa,” ujar Cornelis.

Lanjut Cornelis mengatakan memang letaknya pulau Kalimantan itu posisinya sangat strategis untuk menjadi IKN, sehingga pulau Kalimantan terpilih dari sekian banyak daerah di Indonesia untuk menjadi lokasi IKN.

“Cara menghadapi persoalan ini kita harus mengambil bagian. Bagaimana cara kita mengambil bagian itu, yaitu dengan cara kita harus bersatu dan di lanjutkan bukti nyata, sehingga kita tidak tertinggal karena ini adalah kepentingan negara dan bangsa bukan kepentingan sekelompok orang saja,” terang Cornelis.

Dirinya juga mengatakan jika takut tersingkirkan, mulai dari sekarang harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan, zaman, dan dapat menguasai ilmu pengetahuan atau pun teknologi. Mulai dari situlah kita bisa menguasai segala perdagangan dan anak-anak muda kita harus di latih, dididik bagaimana mereka mampu berdaya saing dengan yang lainya.

“Mengenai tanah-tanah kita, ini tentunya harus dibayar oleh pemerintah, apakah itu tanah adat atau pun tanah lainnya, memang sudah ada aturan mainnya dan itu nantinya akan di selesaikan oleh Kepala Badan Otorita. Dan Kepala Badan Otorita inilah yang nantinya akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembangunan IKN ini,” katanya.

Anggota Komisi II DPR RI itu juga menyampaikan pembangunan IKN ini mungkin tidak akan selesai sampai tahun 2024. Karena ini kepentingan jangka panjang dan Cornelis mengatakan bahwa dirinya tidak tahu pasti apakah Pasir Penajam posisinya ini apakah dekat lautan atau dekat pantai, tetapi jika dekat dengan pantai itu juga harus hati-hati, dikarenakan yang dikawatirkan di 50 tahun atau 100 tahun kedepan itu bisa tenggelam.

“Jadi bagi masyarakat kita yang ada disana, saya anjurkan kita tidak bisa pasrah, kita harus berjuang, kerja keras dan bersatu. Untuk anak-anak, mulai dari awal harus dididik, dilatih mulai dari kesehatan dan pemberian gizi baik, agar anak tidak stunting,” tegas Cornelis.

Cornelis meminta untuk betul-betul siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) kita untuk kedepannya, supaya kita tidak kalah untuk bersaing, sebab di era sekarang ini, kita tidak bisa berpasrah diri dan harusnya bekerja keras dan berjuang, yang paling terpenting lagi kita harus bersatu, harus kompak. Jangan ada perbedaan karena agama, ataupun jabatan. Tetapi bagaimana Dayak itu harus bisa kompak untuk menghadapinya, kalau kita tidak kompak dan bersatu bisa-bisa kita punah.

“Saya berpesan kepada masyarakat adat Dayak jangan pernah lupa pada jati diri sendiri dan tidak boleh pasrah, mengenai aturan-aturan lainya, pemerintah tidak akan keluar dari aturan main yang sudah ditentukan undang-undang, seperti istilah yang pernah di sampaikan oleh bapak Amir Machmud  yaitu aturan main (rule of the game),” tukas Cornelis.

Dan yang terpenting bahwa pemindahan IKN di dunia ini sudah tidak aneh ataupun heran lagi, sambung Cornelis karena banyak negara besar yang telah memindahkan ibu kota negaranya, seperti negara Brasil pemindahan Ibu Kota Rio de Janeiro ke Brasília, Negara Swiss sudah pindah beberapa kali dan yang paling dekat dengan kita itu adalah Malaysia sudah memindah ibu kota negaranya, tetapi Kota-kota bisnis dan kota metropolitannya tetap di Kuala Lumpur.

“Demikian juga di negara lain, jadi kita tidak usah berpikir negatif, tetapi berpikir yang positif, selain itu bagaimana kita untuk menyikapinya dan bagaimana kita berperan, tentu saya katakan lagi kuncinya adalah bagaimana kita bersatu, kita melatih diri dan bekerja keras, kita berusaha sekuat tenaga agar kita tetap menjadi yang terdepan di IKN nantinya,” tutup Cornelis.*/

Laporan : Deckie

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button